Jasa konsultasi skripsi tumbuh bak jsmur. Semula jasa semacam itu diberikan secara perseorangan dan diam-diam antara teman. Kegiatan antar teman meningkat menjadi kegiatan "profesional" yang berbentuk usaha yang mengiklankan di koran. usahanya tentu mempunyai modal dasar yaitu kumpulan skripsi yang mencakupi berbagai bidang studi dan topik, jurnal (kopian dan asli),dan basis data. Mahasiswa tidak perlu mencari data yang diperlukan tinggal membeli data siap olah. Peminat dapat membeli skripsi dengan judul apapun dan skripsi tadi diantar kerumah.
Bisnis ini semakin menggiurkan karena banyk pejabat, mantan pejabat, eksekutif, atau pebisnis bahkan selebritis yang mengambil program S3 yang sebenarnya tidak punya waktu atau motivasi belajar untuk merenung atau tidak mempunyai kemampuan menulis sehingga tidak ada cara lain kecuali memanfaatkan jasa tersebut. Peserta program S3 yang berduit konon membentuk tim sukses dari kalangan akademik untuk menyelesaikan disertasi dengan bayaran yang mendorong akademis melanggar integritas akademik.
Bisnis ini ternyata mempunyai perpustakaan berupa ratusan skripsi, tesis, dan disertasi. Jasa yang diberikan antara lain sekedar memfotokopi skripsi yang sesuai dengan topik sampai membuatkan skripsi tersebut (mengetikkan proposal, menyarankan jawaban atas pertanyaan pembimbing, merevisi sampai skripsi disetujui, menjilidkan, dan latihan ujian pendadaran). Beberapa pemberi jasa memberi garansi “DIJAMIN SAMPAI LULUS.” Ketika ditanya apakah jasa semacam itu tidak menimbulkan hal yang kurang baik dan etis dalam kontesk pendidikan nasional dan tujuan penulisan skripsi, seorang pemberi jasa mengatakan : “nyatanya banyak yang datang ke saya dan tidak ada peraturan yang melarang.
Seorang pengguna jasa yang telah lulus sebagai seorang sarjana mengakui:"Saya memang menggunakan jasa konsultan karena mudah ditenui dan dihubungi. Konsultasinya juga enak dan lebih baik dari dosen pembimbing saya. Setelah saya konsultasi dengan jasa pembimbing, saya mendapat pengarahan yang baik bahkan setengahnya dibuatkan saran-saran perbaikan. Saya juga belajar banyak dari pemberi jasa. setelah saya ajukan ke dosen pembimbing, ternyata dosen saya terkesan dan mengACCSkripsi saya.Mahasiswa pengguna jasa yang masih menyusun skripsi mengatakan: "Mengapa harus repot-repot nulis skripsi. Yang penting jadi dan lulus karena skripsi tidak dibutuhkan dalam pekerjaan.
Para dosen yang dimintai tanggapan mengenai hal ini menyatakan bahwa meraka tidak mempunyai cara mengecek apakah skripsi merupakan hasil pekerjaan menyontek atau hasil pembmbingan komersial pokoknya. kalau mahasiswa daprt menjelaskan dengan baik apa yang ditulisnya para dosen sudah cukup puas debngan skripsi tersebut.
seorang dosen menyatakan: "saya tidak setuju adanya skripsi. Skripsi hanya membebani dosen. Yang relistik saja, saya tidak mungkin membimbing 10-15 mahasiswa dalam satu semester dan kalu tidak selesai dalam satu semester pekerjaan makin menumpuk. karena dipaksakan, akhirnya apapun yang diajukan mahasiswa saya setuju saja."
Senin, 05 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar