PT. NUSA ABDI DIAN
Jl. Cinta Mulya 101 blok D3
Jakarta Barat
Renting heavy equipment as follows:
1. Komatshu Excavator PC200 Rp. 250,000 -/HM
2. Hitachi Bulldozer D85 Rp. 250,000 -/HM
3. Vibro Komatshu SV500 USD. 250,000 -/HM
Price does not include:
Mobilization - Demobilization
Value Added Tax
Petrol
Premium Plans
CP: 021-93292509 (Nufzah)
Rabu, 14 April 2010
Ikhlas
Suatu saat ada seseorang bertamu ke rumah orang kaya, betapa kayanya orang itu dan betapa banyaknya harta orang tersebut. Dan ketika ia bertamu ia disediakan makanan yang sangat lezat dan banyak. Dia disediakan se-ekor kambing yang siap disantap dengan berbagai menu. Dan esok harinya orang tersebut bertamu lagi, ia pun diterima dengan baik dan diberi makanan yang sama seperti kemarin “Betapa dermawannya engkau, Apakah ada yang lebih dermawan dari engkau” Tanya seorang tamu. Lantas pemilik rumah pun menjawab “Ada, dia adalah kakak ku.” Dimana kakak mu tinggal, tanya tamu dan pemilik rumah itu pun memberitahukan dimana kakaknya tinggal.
Ke esokan harinya tamu tersebut pergi ke rumah kakaknya yang diberitahukan adiknya. Ketika sampai dirumahnya tamu tersebut hanya disediakan sepotong roti, Tamu itu pun heran karena didalam bayanganya dia akan disediakan lebih dari pada ketika dia bertamu di rumah adiknya ternyata dirumah kakaknya dia hanya disediakan sepotong roti lantas tamu tersebut berkata “sesungguhnya aku kesini karena diberitahukan oleh adik-mu bahwa kau lebih dermawan dari dirinya, lantas kenapa aku disini hanya disediakan sepotong roti sedangkan adikmu menyembelihkan/menyediakan aku se-ekor kambing”. Lantas pemilik rumah pun menjawab “apakah aku kurang dermawan aku beri kau sepotong roti karena hanya itu yang aku punya, aku dan anak istri-ku belum makan aku ikhlas memberikan semuanya untuk-mu, sedangkan adik-ku yang memiliki ratusan ekor kambing hanya memberi satu ekor saja.”
Sesungguhnya kita beramal itu harus ikhlas dengan apa yang kita miliki. Apa yang kita punya kita berikan dengan ikhlas. Jangan dilihat dari seberapa besar dan seberapa banyak kita meberikan sesuatu, namun seberapa besar ke-ikhlasan kita dalam memberikan sesuatu. Percuma kita memilki harta yang banyak namun kita memberikannya hanya sebagian kecil dari apa yang kita punya.
Ke esokan harinya tamu tersebut pergi ke rumah kakaknya yang diberitahukan adiknya. Ketika sampai dirumahnya tamu tersebut hanya disediakan sepotong roti, Tamu itu pun heran karena didalam bayanganya dia akan disediakan lebih dari pada ketika dia bertamu di rumah adiknya ternyata dirumah kakaknya dia hanya disediakan sepotong roti lantas tamu tersebut berkata “sesungguhnya aku kesini karena diberitahukan oleh adik-mu bahwa kau lebih dermawan dari dirinya, lantas kenapa aku disini hanya disediakan sepotong roti sedangkan adikmu menyembelihkan/menyediakan aku se-ekor kambing”. Lantas pemilik rumah pun menjawab “apakah aku kurang dermawan aku beri kau sepotong roti karena hanya itu yang aku punya, aku dan anak istri-ku belum makan aku ikhlas memberikan semuanya untuk-mu, sedangkan adik-ku yang memiliki ratusan ekor kambing hanya memberi satu ekor saja.”
Sesungguhnya kita beramal itu harus ikhlas dengan apa yang kita miliki. Apa yang kita punya kita berikan dengan ikhlas. Jangan dilihat dari seberapa besar dan seberapa banyak kita meberikan sesuatu, namun seberapa besar ke-ikhlasan kita dalam memberikan sesuatu. Percuma kita memilki harta yang banyak namun kita memberikannya hanya sebagian kecil dari apa yang kita punya.
Ajaran Rasullulah “Menghormati Agama Lain”
Betapa indahnya perilaku Rasulullah SAW (Nabi Muhammad SAW) yang beliau ajarkan tentang rasa kasih sayang antar umat beragama. Pada suatu hari ada seorang yahudi yang bertamu ke rumah Rasulullah dan beliau menyambutnya dengan baik, beliau tidak menolak seorang yahudi tersebut karena orang tersebut bukan orang Islam namun beliau menerimanya dengan baik dan menghormatinya sebagai tamu.
Dan ketika itu orang yahudi tersebut meminta untuk menginap di rumah Nabi Muhammad SAW dan Beliau mengizinkannya. Saat bersama Nabi Muhammad orang yahudi itu makan bareng bersama Rasullah, bahkan tidurnya pun bersama beliau, betapa indapnya beliau memuliakan seorang tamu meskipun tamu tersebut bukan seorang muslim, itu perilaku yang beliau ajarkan tentang rasa hormat menghormati antar umat beragama yang sesungguhnya dalam agama Islam.
Suatu ketika orang yahudi itu tidak menginap di rumah Rasulullah dan beliau bertanya kepada sahabatnya, kemana orang yahudi itu, ia tidak lagi ke rumah-ku, dan mengapa ia tidak menginap di rumah-ku, Apakah ia marah kepada-ku.? Apa salah-ku sehingga ia tidak lagi ke-rumah ku dan tidak menginap lagi di rumah-ku.? Seorang sahabat Rasulullah yang mengetahui hal itu pun memberitahu bahwa orang yahudi itu sedang sakit di rumahnya. Lantas beliau langsung mengunjungi orang yahudi tersebut untuk menjenguknya. Saat di rumahnya beliau menemui orang yahudi tersebut ia sedang mengalami sakaratul-maut.
Mengetahui hal tersebut beliau pun menuntun orang yahudi tersebut untuk mengucapkan dua kalimat syahadat “ Laillahaillallah Muhammadar rasulullah” namun orang tersebut melihat ke arah ayahnya dia ragu untuk mengikutinya dia takut ayahnya marah padanya. Namun ayahnya yang mengetahui perilaku Rasulullah saat anaknya menginap di rumah beliau, ayahnya memerintahkan anaknya untuk mengikutinya. Ikutilah ia wahai anakku ikutilah dia sesungguhnya dia itu orang yang baik dia itu membawa kebaikan dia tidak akan menyesatkanmu” kata ayahnya.
Anaknya pun mengucapkan dua kalimat syahadat yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW dan kemudian ia meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW pun tersenyum karena orang yang pernah menginap di rumah beliau telah meninggal dalam keadaan agama Islam karena ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Betapa indahnya perilaku beliau dalam menyebarkan agama Islam dan dalam ajaran tentang rasa menghormati agama lain.
Dan ketika itu orang yahudi tersebut meminta untuk menginap di rumah Nabi Muhammad SAW dan Beliau mengizinkannya. Saat bersama Nabi Muhammad orang yahudi itu makan bareng bersama Rasullah, bahkan tidurnya pun bersama beliau, betapa indapnya beliau memuliakan seorang tamu meskipun tamu tersebut bukan seorang muslim, itu perilaku yang beliau ajarkan tentang rasa hormat menghormati antar umat beragama yang sesungguhnya dalam agama Islam.
Suatu ketika orang yahudi itu tidak menginap di rumah Rasulullah dan beliau bertanya kepada sahabatnya, kemana orang yahudi itu, ia tidak lagi ke rumah-ku, dan mengapa ia tidak menginap di rumah-ku, Apakah ia marah kepada-ku.? Apa salah-ku sehingga ia tidak lagi ke-rumah ku dan tidak menginap lagi di rumah-ku.? Seorang sahabat Rasulullah yang mengetahui hal itu pun memberitahu bahwa orang yahudi itu sedang sakit di rumahnya. Lantas beliau langsung mengunjungi orang yahudi tersebut untuk menjenguknya. Saat di rumahnya beliau menemui orang yahudi tersebut ia sedang mengalami sakaratul-maut.
Mengetahui hal tersebut beliau pun menuntun orang yahudi tersebut untuk mengucapkan dua kalimat syahadat “ Laillahaillallah Muhammadar rasulullah” namun orang tersebut melihat ke arah ayahnya dia ragu untuk mengikutinya dia takut ayahnya marah padanya. Namun ayahnya yang mengetahui perilaku Rasulullah saat anaknya menginap di rumah beliau, ayahnya memerintahkan anaknya untuk mengikutinya. Ikutilah ia wahai anakku ikutilah dia sesungguhnya dia itu orang yang baik dia itu membawa kebaikan dia tidak akan menyesatkanmu” kata ayahnya.
Anaknya pun mengucapkan dua kalimat syahadat yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW dan kemudian ia meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW pun tersenyum karena orang yang pernah menginap di rumah beliau telah meninggal dalam keadaan agama Islam karena ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Betapa indahnya perilaku beliau dalam menyebarkan agama Islam dan dalam ajaran tentang rasa menghormati agama lain.
Amarah…
Ada seorang anak yang sedang marah. Jika amarah anak itu terbakar maka dia meluapkan amrahnya dangan segala hal. Suatu hari ayahnya memberikan sebuah palu dan paku kepada anaknya. Ayahnya memerintahkan kepada anaknya jika setiap kali kau marah maka tancapkanlah paku ini pada sebuah kayu setiap kali kau marah kau tancapkan satu paku pada pohon tersebut.
Setelah satu minggu pohon itu begitu banyak paku yang tertancap di pohon tersebut. Ayahnya berkata kepada anaknya coba kau lihat kondisi pohon itu betapa buruknya pohon itu akibat paku yang kau tancapkan lantas anak itu berkata apa yang harus aku lakukan. Ayahnya menyuruh anak itu bersabarlah kau jika sedang marah. Maka ayahnya memerintahkan anak itu jika ia sedang marah dan ia dapat menahan amarahnya maka cabutlah satu paku yang ada dipohon itu setiap kali kau menahan marah…
Suatu saat anaknya itu sudah dapat menahan amarahnya dan dari hasil itu terbukti di pohon tersebut sudah tidak ada paku lagi… dan ayahnya pun tersenyum dan berkata kepada anaknya ternyata kau sudah dapat menahan amarahmu, Tetapi coba kau lihat pohon tersebut terdapat bekas paku yang kau tancapkan apakah itu dapat hilang dan mulus seperti semula sebelum kau menancapkan paku…
Betapa dalamnya luka yang kau perbuat saat kau meluapkan amarah mu kepada seseorang dan akibat amarahmu kau meninggalkan luka yang tidak dapat hilang meskipun kau sudah meminta maaf, luka itu masih membekas di dalam hati, maka betapa indahnya jika kau dapat menahan amarahmu dan kau dapat memaafkan seseorang sehingga kau tidak menyababkan luka pada hati seseorang. Bagaimana perasaanmu jika kau mengalami hal seperti itu betapa perihnya hatimu jika kau disakiti seseorang maka janganlah kau menyakitinya kau tahan amarahmu walaupun itu berat.
Setelah satu minggu pohon itu begitu banyak paku yang tertancap di pohon tersebut. Ayahnya berkata kepada anaknya coba kau lihat kondisi pohon itu betapa buruknya pohon itu akibat paku yang kau tancapkan lantas anak itu berkata apa yang harus aku lakukan. Ayahnya menyuruh anak itu bersabarlah kau jika sedang marah. Maka ayahnya memerintahkan anak itu jika ia sedang marah dan ia dapat menahan amarahnya maka cabutlah satu paku yang ada dipohon itu setiap kali kau menahan marah…
Suatu saat anaknya itu sudah dapat menahan amarahnya dan dari hasil itu terbukti di pohon tersebut sudah tidak ada paku lagi… dan ayahnya pun tersenyum dan berkata kepada anaknya ternyata kau sudah dapat menahan amarahmu, Tetapi coba kau lihat pohon tersebut terdapat bekas paku yang kau tancapkan apakah itu dapat hilang dan mulus seperti semula sebelum kau menancapkan paku…
Betapa dalamnya luka yang kau perbuat saat kau meluapkan amarah mu kepada seseorang dan akibat amarahmu kau meninggalkan luka yang tidak dapat hilang meskipun kau sudah meminta maaf, luka itu masih membekas di dalam hati, maka betapa indahnya jika kau dapat menahan amarahmu dan kau dapat memaafkan seseorang sehingga kau tidak menyababkan luka pada hati seseorang. Bagaimana perasaanmu jika kau mengalami hal seperti itu betapa perihnya hatimu jika kau disakiti seseorang maka janganlah kau menyakitinya kau tahan amarahmu walaupun itu berat.
Rabu, 07 April 2010
Nilai Yang Tak Pernah Berubah
Suatu saat, seorang professor yang juga pembicara seminar terkemuka memulai pembicaraanya dengan memegang selembar uang kertas 20 dolar. Ia lalu bertanya kepada sekitar 200 peserta seminar.
“ Apa nama kertas ini dan apakah ini bernilai, Tanya Profesor.??
“ Seorang peserta seminar mengangkat tangan dan menjawab, itu uang kertas bernilai 20 dolar. Bisa digunakan dipasar internasional ataupun nasional untuk ditukar dengan sesuatu yang nilainya 20 dolar.”
Sesudah mendengar jawaban dari seorang peserta, professor itu lalu meletakan uang kertas tersebut ditelapak tangan dan meremasnya sampai membentuk gumpalan kertas. Sesudah itu, ia membuka lipatan dan berusaha membuat uang kertas itu lurus dan licin kembali namun gagal.
“Dengan bentuk seperti ini, apakah anda masih bisa menggunakannya senilai yang tertulis di uang kertas ini, Tanya Profesor.?
“ Ya,” Jawab para peserta seminar serentak.
“ Baiklah. Rupanya yang saya lakukan masih belum cukup, bagaimana dengan ini.?? Tanyanya sambil menjatuhkan uang kertas tersebut ke lantai, menginjak-injak dan menggilas uang tersebut dengan sepatunya. Sesudah itu, ia mengambil kembali uang kertas tersebut yang kini jadi kumal, kotor dan nyaris tak bisa dikenali dari jauh.
“ Sekarang, dengan rupa seperti ini apakah uang ini masih bisa dipakai untuk dibelanjakan sesuai yang tertuli.? Tanya Professor.
Beberapa peserta mengangkat tangan, “ Saya pikir, nilai uang ini masih sama, “jawab seorang peserta”
“ Uang ini tetap bernilai 20 dolar, kata peserta lainnya, semua orang setuju.
“ Hadirin sekalian, latihan ini memberi kita pelajaran yang sangat berharga. Sebagian dari anda mungkin mengira, saya bisa merubah bentuk, mengotori, merusak dan mengubah uang ini selama proses tersebut.
“ Tapi, apapun yang saya lakukan terhadap uang kertas ini, anda semua berpendapat sama. Uang ini masih bisa digunakan karena percaya, apa yang saya lakukan tidak dapat merubah atau mengurangi nilainya. Unag kertas ini tetap uang bernilai 20 dolar.
“ Dalam hidup ini, kita sering merasa dijatuhkan, digilas dan diremehkan akibat keputusan – keputusan yang kita buat atau akibat keadaan yang menimpa kita. Kita merasa tidak berharga. Sebagian orang yang melihat mungkin menganggapnya begitu. Tapi, apa pun yang terjadi atau akan terjadi selalu ingat, Anda tak pernah kehilangan nilai Anda.
Inti kandungan cerita :
Jangan pernah merendahkan atau menghancurkan diri sendiri karena keadaan atau keputusan yang kita buat, di dunia ini tak ada manusia yang sempurna. Semua orang pernah berbuat salah. Maka cobalah belajar memaafkan diri sendiri.
Jangan pernah mebiarkan perasaan kita di gerogoti situasi dan scenario yang tak bias kita atur atau kendalikan
Kita bisa menentukan atau memilah akan merasa seperti apa tak ada orang dan tak ada sesuatu yang bisa membuat kita sedih tanpa seizin kita.
( Sumber : Tabloid Aura )
Suatu saat, seorang professor yang juga pembicara seminar terkemuka memulai pembicaraanya dengan memegang selembar uang kertas 20 dolar. Ia lalu bertanya kepada sekitar 200 peserta seminar.
“ Apa nama kertas ini dan apakah ini bernilai, Tanya Profesor.??
“ Seorang peserta seminar mengangkat tangan dan menjawab, itu uang kertas bernilai 20 dolar. Bisa digunakan dipasar internasional ataupun nasional untuk ditukar dengan sesuatu yang nilainya 20 dolar.”
Sesudah mendengar jawaban dari seorang peserta, professor itu lalu meletakan uang kertas tersebut ditelapak tangan dan meremasnya sampai membentuk gumpalan kertas. Sesudah itu, ia membuka lipatan dan berusaha membuat uang kertas itu lurus dan licin kembali namun gagal.
“Dengan bentuk seperti ini, apakah anda masih bisa menggunakannya senilai yang tertulis di uang kertas ini, Tanya Profesor.?
“ Ya,” Jawab para peserta seminar serentak.
“ Baiklah. Rupanya yang saya lakukan masih belum cukup, bagaimana dengan ini.?? Tanyanya sambil menjatuhkan uang kertas tersebut ke lantai, menginjak-injak dan menggilas uang tersebut dengan sepatunya. Sesudah itu, ia mengambil kembali uang kertas tersebut yang kini jadi kumal, kotor dan nyaris tak bisa dikenali dari jauh.
“ Sekarang, dengan rupa seperti ini apakah uang ini masih bisa dipakai untuk dibelanjakan sesuai yang tertuli.? Tanya Professor.
Beberapa peserta mengangkat tangan, “ Saya pikir, nilai uang ini masih sama, “jawab seorang peserta”
“ Uang ini tetap bernilai 20 dolar, kata peserta lainnya, semua orang setuju.
“ Hadirin sekalian, latihan ini memberi kita pelajaran yang sangat berharga. Sebagian dari anda mungkin mengira, saya bisa merubah bentuk, mengotori, merusak dan mengubah uang ini selama proses tersebut.
“ Tapi, apapun yang saya lakukan terhadap uang kertas ini, anda semua berpendapat sama. Uang ini masih bisa digunakan karena percaya, apa yang saya lakukan tidak dapat merubah atau mengurangi nilainya. Unag kertas ini tetap uang bernilai 20 dolar.
“ Dalam hidup ini, kita sering merasa dijatuhkan, digilas dan diremehkan akibat keputusan – keputusan yang kita buat atau akibat keadaan yang menimpa kita. Kita merasa tidak berharga. Sebagian orang yang melihat mungkin menganggapnya begitu. Tapi, apa pun yang terjadi atau akan terjadi selalu ingat, Anda tak pernah kehilangan nilai Anda.
Inti kandungan cerita :
Jangan pernah merendahkan atau menghancurkan diri sendiri karena keadaan atau keputusan yang kita buat, di dunia ini tak ada manusia yang sempurna. Semua orang pernah berbuat salah. Maka cobalah belajar memaafkan diri sendiri.
Jangan pernah mebiarkan perasaan kita di gerogoti situasi dan scenario yang tak bias kita atur atau kendalikan
Kita bisa menentukan atau memilah akan merasa seperti apa tak ada orang dan tak ada sesuatu yang bisa membuat kita sedih tanpa seizin kita.
( Sumber : Tabloid Aura )
Langganan:
Postingan (Atom)