Rabu, 14 April 2010

Amarah…

Ada seorang anak yang sedang marah. Jika amarah anak itu terbakar maka dia meluapkan amrahnya dangan segala hal. Suatu hari ayahnya memberikan sebuah palu dan paku kepada anaknya. Ayahnya memerintahkan kepada anaknya jika setiap kali kau marah maka tancapkanlah paku ini pada sebuah kayu setiap kali kau marah kau tancapkan satu paku pada pohon tersebut.
Setelah satu minggu pohon itu begitu banyak paku yang tertancap di pohon tersebut. Ayahnya berkata kepada anaknya coba kau lihat kondisi pohon itu betapa buruknya pohon itu akibat paku yang kau tancapkan lantas anak itu berkata apa yang harus aku lakukan. Ayahnya menyuruh anak itu bersabarlah kau jika sedang marah. Maka ayahnya memerintahkan anak itu jika ia sedang marah dan ia dapat menahan amarahnya maka cabutlah satu paku yang ada dipohon itu setiap kali kau menahan marah…
Suatu saat anaknya itu sudah dapat menahan amarahnya dan dari hasil itu terbukti di pohon tersebut sudah tidak ada paku lagi… dan ayahnya pun tersenyum dan berkata kepada anaknya ternyata kau sudah dapat menahan amarahmu, Tetapi coba kau lihat pohon tersebut terdapat bekas paku yang kau tancapkan apakah itu dapat hilang dan mulus seperti semula sebelum kau menancapkan paku…
Betapa dalamnya luka yang kau perbuat saat kau meluapkan amarah mu kepada seseorang dan akibat amarahmu kau meninggalkan luka yang tidak dapat hilang meskipun kau sudah meminta maaf, luka itu masih membekas di dalam hati, maka betapa indahnya jika kau dapat menahan amarahmu dan kau dapat memaafkan seseorang sehingga kau tidak menyababkan luka pada hati seseorang. Bagaimana perasaanmu jika kau mengalami hal seperti itu betapa perihnya hatimu jika kau disakiti seseorang maka janganlah kau menyakitinya kau tahan amarahmu walaupun itu berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar